![]() |
IMM: Kader IMM (Galau) Identitas, Antara Yakin atau Tidak?
Oleh; IMMawan Muhammad Ilham* dan IMMawan Bayujati Prakoso**
Dialog ini bermula dengan keresahan penulis sebagai kader IMM itu sendiri. Bukan bermaksud mengklaim sepihak terhadap kondisi realita kader IMM, namun perlunya pemahaman mendalam dari seluruh pihak, dan dijadikan landasan untuk bergerak.
Ya atau tidak. Yakin atau tidak yakin. Mengenai pemahaman, pengalaman, yang membentuk kepribadian menjadi sesuai apa yang dibentuk. Apa yang dibentuk itu adalah identitas. Itulah proses pembentukan kepribadian menjadi identitas. Sama halnya, proses perjalanan kader IMM dalam penguatan jati diri ikatan yang diarahkan sesuai apa yang diharapkan.
Kader IMM diharapkan tidak diperdebatkan atau dirumitkan pada persoalan yang sebenarnya sudah diketahui, bahkan dipahami secara teori, melainkan harus berupaya dari pemahaman dalam menjalani IMM ini perlu diaplikasikan dengan baik, konsisten, dan memberikan hubungan saling pengertian dikalangan kader IMM itu sendiri.
Sebagaimana Sholeh dalam IMM Autentik: Melacak Autentisitas dan Substansi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (2017), menegaskan bahwa “IMM diharapkan mampu menjadi prototipe gerakan mahasiswa yang ideal. Ideal dalam hal gerakan dan kaderisasi. Berbagai gagasan dan ide-ide gerakan baru, muncul mengemuka dalam berbagai ekspresi. Yang kadang (kebanyakan saat ini) lebih bersifat jangka pendek, seremonial, dan minim refleksi.”
Dari kutipan diatas menggambarkan adanya disfungsi atau kesalahan dalam memahami fungsi IMM dalam menjalani tampuk pimpinannya. Seperti pada persoalan dibawah ini;
Pertama, Kader IMM menjadi down/turun semangat ber-IMM dengan alasan seperti ketua bidang menjadi pusat segala sesuatu (konseptor-eksekutor). Jangan patah semangat ketika sudah tahu kondisi sedang tidak membaik alias terpuruk, dan sehabis itu diam saja karena keterpurukan itu.
Lebih lanjut, penulis pikir akan banyak konflik-konflik dan permasalahan yang dihadapi oleh organisasi. Maka, hemat kami, lakukanlah dan jalanilah walau itikad dan niat sudah baik dan sudah benar namun sedikit yang mendukung dan menjalaninya. Asal sesuai dengan koridor (aturan-aturan keadministrasian IMM). Karena dengan begitu, harmonisasi, spirit untuk berjuang dalam ikatan menjadi semakin membara, dan kita akan terbentuk menjadi kader yang siap ditempa atau dibenturkan dengan berbagai persoalan yang ada. Kemudian, menjadikan diri ini menjadi kuat, dan makna militansi kader ikatan akan hadir dalam diri kader IMM.
Kedua, terkadang sebagian kader IMM (mungkin) masih berpandangan Musyawarah Komisariat adalah ruang atau ajang yang ditakuti, agenda yang menyeramkan, ajang balas dendam, ajang menjatuhkan satu sama lain, takut ditanyakan dan takut tidak bisa menjawab karena tidak terlaksananya program kerja yang sudah disusun dan direncanakan sebelumnya. Padahal, Musyawarah Komisariat memiliki substansi yang sangat mendalam, yakni terkait proses evaluasi, regenerasi kedepan, dan strategi menuju kedepannya.
Ketiga, bagaimana fokus organisasi bukan pada program kerja semata, atau bisa disebut orientasi program kerja, melainkan fokus pada upaya menyelami makna rumusan dan cita-cita IMM itu sendiri lalu diterapkan dalam ber-IMM dan kehidupan sosial masyarakat.
Keempat, terkadang masih banyak pengurus IMM masih malu untuk bertanya mengenai IMM, dengan kemungkinannya sikap gengsi, merasa menjadi tinggi. Hemat kami, menyebut membatasi pemahaman diri. Yang kemudian, lebih jauh dapat menjadi salah arah atau disorientasi memaknai nilai-nilai IMM dalam gerakan dan dakwah nya.
Hikmah yang dapat diambil dari hal diatas, adalah kurangnya pemerataan pemahaman mengenai IMM lebih mendalam terkait persoalan-persoalan diatas.
Akhir kata, IMM bukan pada menunggu, juga identitas kader IMM yang tercermin dan termaktub dalam nilai-nilai IMM bukan sampai pada tataran mengetahui saja, melainkan berfikir holistik dan menyeluruh dalam membaca dan menafsirkan makna IMM. Bukan lagi melulu membahas persoalan internal yang kian kunjung usai. Melainkan, pada upaya individuasi kader dalam memahami Ideologi IMM (nilai-nilai IMM). Yang demikian semua itu perlu diselami mendalam, lalu difikirkan-dimaknai-dilakukan sebagai proses ijtihad militansi kader ikatan. Wallahu A'lam Bishawab.
______________________________________
*Ketua Bidang Seni Budaya & Olahraga PK IMM FISIP UHAMKA Jakarta Selatan Periode 2017-2018
*Ketua Bidang Seni Budaya & Olahraga PK IMM FISIP UHAMKA Jakarta Selatan Periode 2017-2018
**Ketua Bidang Organisasi PK IMM FISIP UHAMKA Jakarta Selatan Periode 2017-2018