Sumber Gambar: google.com
Analisis Konten Dakwah di Media Sosial
(Studi Kasus Video “Kuatkan Hatiku Untuk Menunggumu” oleh Panji Ramdana di Akun Instagram @melodydalampusisi)*
oleh:
Bayujati Prakoso
(Mahasiswa Public Relations 2015, Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhamamdiyah Prof. Dr. HAMKA)
Akun Instagram : @melodydalampuisi
Author/Da’i : Panji Ramdana. Seorang Puitis, Penulis Buku, CEO MDP Group, Mahasiswa S-2 Pendidikan Khusus (PKh) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Video “Kuatkan Hatiku Untuk Menunggumu” oleh Panji Ramdana di Akun Instagram @melodydalampusisi


Gambar 1: Profil Akun Gambar 2: Video/Clip Gambar 3: Caption
Pembahasan:
Isi naskah dalam video/clip “Kuatkan Hatiku Untuk Menunggumu” oleh Panji Ramdana di Akun Instagram @melodydalampusisi:
Kamu tidak bisa menghentikan perasaanmu hanya karena kamu mau,
Sebab cinta...
Bukan sesuatu yang salah untuk kamu perjuangkan,
Namun jujurlah apa yang kamu rasakan,
Perasaan takut sering menyelimuti hatimu kan?
Apakah ia yang kamu tunggu pun menunggumu?
Salahkah jika kamu berharap kalau ia harus segera cepat datang menujumu?
Dengan cemas aku meminta pada-Nya untuk menguatkan benteng penantianku,
Kuatkan hatiku untuk menunggumu,
Aku tahu aku pasti mampu,
Aku percaya pada janji-mu,
Aku percaya pada-Nya
“Jika aku jatuh cinta, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu. Membawaku ke setiap jalan terbaik yang akan aku masuki bersamanya ditemani balutan ilmu. Jadikanlah aku yang mencintainya karena agama yang ada padanya. Mencintai karena-Mu, bersamanya pun karena-Mu”.
Analisis konten dakwah:
Jadi disini, pesan dalam puisis ini memberikan sebuah refleksi dna pemahaman kepad akita bahwa Cinta bukan sesuatu yang harus selalu dilakukan dengan cepat, terburu-buru bahkan dengan ambisi. Tapi, cinta yang sejujurnya karena agama. Cinta bukan sesuatu yang salah untuk diperjuangkan. Kadangkala kita bingung terhadap cinta yang sejatinya seperti apa. Puisi ini memberikan sebuah arah yang jelas arti cinta yang sejaitnya dengan mengatakan bahwa, “Cinta bukan sesuatu yang salah untuk kamu perjuangkan”. Maka, dengan adanya cinta yang sejatinya yang seharusnya mengingatkan diri kepada Sang Maha Pencipta dan Maha Cinta yaitu Allah SWT. Cinta kita haruslah berlandaskan cinta kepada Allah dan Agamanya. Cinta tanpa pondasi agama, ilmu akan rapuh.
Berharap boleh kepada seseorang. Maka puisi ini tidak menafikkan bahwa kita tidak boleh berharap akan cintanya seseorang kepada kita. Jelas, dalam bait puisi, “Dengan cemas aku meminta pada-Nya untuk menguatkan benteng penantianku”, jika dimaknai adalah selayaknya sebagai manusia yang kodratnya saling memiliki dan saling melengkapi, kita sebagai manusia perlu untuk menguatkan iman kita, dalam hal ini sisi religiusitas kita perlu ditingkatkan agar kita tidak goyah terhadap hal-hal dan perbuatan yang membuat iman kita goyah seperti persoalan cinta yang buruk, mendatangkan zina dan sebagainya. Maka, Panji Ramdana dalam puisi ini dengan jelas haruslah menguatkan benteng diri yaitu iman. Benteng diri untuk menciptakan kepantasan diri menjadi diri yang lebih baik lagi, termasuk benteng diri untuk menemukan cinta nya kepada Sang Maha Pemberi Cinta dan kepada makhluk Allah SWT.
Allah SWT menciptakan kita, laki-laki dan perempuan berpasang-pasangan agar mereka saling melengkapi, menyayangi dan mencintai. Dari situ, makna bait puisi, “Kuatkan hatiku untuk menunggumu, Aku tahu aku pasti mampu, Aku percaya pada janji-mu, Aku percaya pada-Nya”, merujuk pada keberlanjutkan untuk memantaskan diri. Sebuah proses yang harus manusia jalani untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia maupun di akhirat.
Terkahir, sebuah arti dan makna cinta:
1. Dijalankan dengan landasan agama
2. Mampu dan yakin terhadap diri sendiri
3. Jangan bertindak ceroboh dan ambisius terhadap cinta
4. Mampu mengontrol atau menjaga diri
5. Bersikap bijaksana dan berfikir masa depan terhadap cinta
6. Selayaknya cinta manusia dibubuhi dengan rasa cinta kepada Sang Maha Pemberi Cinta, dengan menguatkan iman, menguatkan dengan proses memantaskan diri, sehingga kepribadiaan akan menjadi lebih bijaksana dan berkualitas dalam meraih cinta-Nya dan cinta makhluk-Nya.
Sarat makna, “Jika aku jatuh cinta, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu. Membawaku ke setiap jalan terbaik yang akan aku masuki bersamanya ditemani balutan ilmu. Jadikanlah aku yang mencintainya karena agama yang ada padanya. Mencintai karena-Mu, bersamanya pun karena-Mu”, Tutup Puisi Panji “Kuatkan Hatiku Untuk Menunggumu”.
Bait akhir dalam puisi tersebut yang pada akhirnya, dengan kemampuan diri dan keteguhan hati dan iman, sebuah cinta diharapkan datang dengan cinta yang hatinya tertaut pada Sang Maha Pemberi Cinta. Dengan agama dan ilmu, sebagai bekal diri untuk mencintai seseorang dengan landasan agama yang kuat. Pondasi agama menjadi diri berjalan lurus dijalan Sang Pemberi Cinta. Kemudian, diharapkan dengan semua itu, akan lahir sikap dan perilaku yang mencintai karena-Mu (Allah SWT), bersamanya (pasangan kita) pun karena-Mu (Allah SWT).
Analisis Pesan:




Gambar: komentar, tag, re-post video/clip puisi “Kuatkan Hatiku Untuk Menunggumu” oleh Panji Ramdana di Akun Instagram @melodydalampusisi
Terkait pesan yang disampaikan pada video/clip Puisi sangat berefek alias mengena sasaran nya. Sasarannya kebanyakan remaja-remaja, pemuda-pemudi. Terlihat jelas dengan hasil yang melihat video/clip itu kuranglebih 352.377 ribu orang, 98.897 menyukai. Berlanjut untuk konten dakwahnya terlihat berhasil/sukses. Indikator keberhasilan dakwahnya sukses, dilihat dari jumlah komentar yang berumlah kuranglebih 5.292 komentar, tag, serta re-post/mengirim ulang di akun Instagram khalayak/publik. Wallahu A'lam Bishawab.
_________
* Tugas matakuliah Komunikasi Penyiaran Islam, Semester 4 Ilmu Komunikasi FISIP UHAMKA 2017
_________
* Tugas matakuliah Komunikasi Penyiaran Islam, Semester 4 Ilmu Komunikasi FISIP UHAMKA 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar